“Loh...loh...loh...tumben pulang sekolah langsung minta bikin kue, “ sahut saya keheranan.
“Hmmm sebenarnya sih teman-teman sekelas yang mau buat kue, begini ceritanya,” jelas Kaysan dan mengalirlah cerita panjang lebar dari mulutnya.
Insiden Bu Guru marah
Ternyata ada insiden di kelasnya pada hari tsb. Kaysan menjelaskan bahwa Bu Guru Sofi marah karena anak-anak berisik, nggak mau dengar, dan sibuk main sendiri. Lalu beliau ngambek dan meninggalkan kelas.
Selama ini saya mendengar Bu Guru kelas 3 sangat sabar dengan anak-anak dan punya banyak cara untuk menarik perhatian anak-anak. Bila sampai meninggalkan kelas, tentu anak-anak benar-benar menguji kesabarannya hari ini.
Kaysan lebih lanjut menjelaskan kalau semua teman-teman merasa bersalah. Lalu Alif dan Dila usul untuk beli kue buat Bu Guru, supaya Bu Guru baik lagi. Tapi Kaysan usul supaya bikin saja kuenya sama Tante Tia (adik saya yang tinggal serumah). Teman-teman setuju dan sepakat untuk patungan untuk beli bahannya.
Setelah mendengar lengkap ceritanya dan Kaysan lapor ke Tante Tia, maka Tia dan saya sepakat untuk membantu asalkan anak-anak sendiri yang membuat kuenya besok siang. Besok siang bertepatan dengan hari Jum'at, yang memang jadwal rutin kegiatan JURASIK di GARASI tiap pukul 13:30-16:00 WIB.
“Ibu, tapi jangan bilang-bilang Bu Guru ya, ini suprise,” pesan Kaysan.